Inkes.id - Kekurangan dokter spesialis di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Bakhan, untuk spesialis jantung hanya sekitar 25.000 ribu orang dengan perbandingan 1 dari 1.000 masyarakat berpotensi diserang penyakit jantung.
"Jadi, doker spesialis jantung yang ada saat ini hanya 25.000 orang. Sementara, masyarakat Indonesia berpotensi serangan jantung 1 dari 1.000 orang," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin dikutip dari laman resmi Kemenkes, Kamis (3/11/2022).
Tidak hanya itu, untuk penyakit jantung, kata Budi, fasilitas pelayanan untuk penyakit jantung di Indonesia juga minim. Untuk tindakan sederhana saja, seperti pemasangan ring, masih belum semua bisa melayani.
"Kurang 200 rumah sakit yang bisa pasang ring di Indonesia, karena belum memiliki Cathlab. Kita saat ini juga telah menyiapkan anggaran Rp30 Triliun untuk pengadaan alat tersebut," ungkapnya.
Anggaran Rp30 triliuan itu, lanjut Budi, juga bakal digunakan untuk meningkatkan kualitas dan akapasitas dokter spesialis, khususnya penyakit jantung.
Tidak hanya itu, Budi juga membeberkan upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi persolan minimnya dokter spesialis jantung, di antaranya dengan meningkatkan jumlah prodi.
Lalu, akan membuka fellowship, dan terakhir mendorong peningkatan dokter berbasis rumah sakit atau hospital based.
Baca juga: Indonesia Datangkan 200 Vial Obat Gagal Ginjal Akut Injeksi dari Jepang
"University based juga masih ada, tapi kita tambah dengan hospital based. Upaya kita ini juga tolong dibantu, karena bukan untuk organisasi atau diri kita sendiri, tapi untuk rakyat Indonesia, untuk menyelamatkan lebih banyak lagi nyawa masyarakat," katanya.
Dapatkan update info terkini melalui Google News, klik Inkes.id.